Perilaku Keorganisasian

Perilaku Keorganisasian
A.       Latar Belakang
Organisasi merupakan bagian yang penting dalam segala hal yang berkaitan dengan kelembagaan, khususnya lembaga pendidikan. Dengan adanya organisasi akan ada kerjasama yang saling berkesinambungan antara bagian yang satu dengan yang lain dalam suatu perusahaan maupun lembaga pendidikan. Organisasi terdiri dari berbagai komponen dengan fungsi masing – masing.
Saat berorganisasi ada beberapa perilaku yang mestinya kita lakukan. Perilaku tersebut yang kemudian disebut sebagai perilaku berorganisasi. Salah satu contoh perilaku tersebut adalah mengenai kedisiplinan. Disiplin merupakan sifat seseorang yang taat, patuh, setia, teratur serta tertib dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. Kedisiplinan sebagai wujud penghargaan terhadap peraturan – peraturan yang telah disepakati dalam berorganisasi. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, kedisiplinan dari setiap organisatoris sangat dibutuhkan.
Sebagai insan yang tidak dapat hidup sendiri karena sifat manusia sebagai makhluk sosial, perlu adanya pemahaman tentang organisasi bagi manusia, terlebih jika ia sebagai seorang pemimpin dalam lembaga pendidikan. Ilmu keorganisasian sangat dibutuhkannya untuk dapat mengatur lembaga yang ia pimpin. Terdapat tingkatan analisis, pendekatan, serta tujuan mempelajari perilaku organisasi yang akan dibahas dalam makalah ini.
B.        Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian Perilaku Organisasi ?
  2. Bagaimana Tingkatan Analisis dalam Perilaku Organisasi ?
  3. Apa saja Pendekatan Perilaku Organisasi ?
  4. Apa Tujuan Perilaku Organisasi ?

C.    Tujuan
  1. Menjelaskan Pengertian Perilaku Organisasi.
  2. Menjelaskan Tingkatan Analisis dalam Perilaku Organisasi.
  3. Menjelaskan Pendekatan Perilaku Organisasi.
  4. Menjelaskan Tujuan Perilaku Organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian  Perilaku Organisasi.
Perilaku organisasi merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang dampak perseorangan, kelompok, dan struktur dalam perilaku berorganisasi dengan tujuan menerapkan pengetahuan mengenai hal – hal tersebut guna memperbaiki efektivitas organisasi. Ilmu dalam perilaku organisasi mempelajari banyak hal termasuk tentang perilaku perseorangan, kelompok, struktur serta proses dalam organisasi. maksud dari pembelajaran ini adalah supaya dalam berorganisasi segala yang menjadi hambatan dapat teratasi.
Jons berpendapat :
“ Organizational behavior  is a rather general term that refers to the attitudes and behaviors of individuals and groups in organizations. The discipline or filed organizational behavior involves the systematic study of these attitudes and behaviors. Thus, the filed is concerned withboth personal and interpersonal issues in an organization context. “
Nirman (1996) mengartikan pernyataan Jhons tersebut sebagai, “Perilaku organisasi adalah suatu istilah yang agak umum yang menunjuk pada sikap dan perilaku individu dan kelompok dalam organisasi, yang berkenaan dengan studi yang sistematis tentang sikap dan perilaku, baik yang menyangkut pribadi maupun antar pribadi dalam konteks organisasi.” 

Dalam pembelajaran bidang studi perilaku organisasi tidak hanya memberikan bantuan untuk mengerti dan menguraikan tindakan seseorang, namun lebih mengajarkan tentang bagaimana untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Sehingga mempelajari pengetahuan tentang perilaku organisasi memiliki manfaat yang lebih dibandingkan dengan mempelajari pengetahuan lainnya, karena telah dijelaskan sejara mendalam bagaimana gejala – gejala yang ada di dalam organisasi disertai dengan teori – teori penyelesaiannya, hal ini lah yang nantinya mempermudah bagi siapapun yang mempelajarinya terlebih orang – orang yang memang menggeluti ranah keorganisasian.
B.     Tingkatan Analisis dalam Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi memiliki tingkatan analisis, diantaranya :
1.      Menganalisis perilaku organisasional dalam tingkatan individu.
Individu merupakan salah satu komponen dalam organisasi. kumpulan dari individu itulah yang nantinya saling bekerjasama dalam satu tujuan yang kemudian disebut dengan organisasi. Setiap individu memiliki ciri, karakter serta watak masing – masing. Karena keseragaman itulah sering terjadi perbedaan pendapat didalam organisasi.
Walaupun berbeda namun tujuan setiap individu adalah sama dalam suatu organisasi, karena setiap individu dituntut untuk menjalankan tugasnya di bidang masing – masing untuk tercapainya rencana yang telah di rancang dan di sepakati sebelumnya dalam organisasi.
Ketika perbedaan muncul, tak mudah memang menyatukan persepsi. Hal ini karena telah melekat sifat dan kepribadian masing – masing yang ingin memenuhi kebutuhannya sendiri. Peran seorang pemimpin sangat dibutuhkan dalam hal ini. Seorang pemimpin dalam organisasi memiliki tugas menyelaraskan perbedaan – perbedaan antarindividu, sehingga terjadi keharmonisan, dimana efek dari hal itu akan kuatnya kekuatan organisasi tersebut setiap menjalankan apa yang semestinya dilaksanakan. Saat semua terlaksana dengan baik, maka kualitas organisasi tersebut baik pula.

2.      Menganalisis perilaku organisasional dari tingkat kelompok.
Tingkatan analisis kedua yaitu perilaku organisasi kelompok. Kelompok adalah kumpulan dari individu. Meski demikian, sifat yang muncul dalam suatu kelompok belum tentu menggambarkan sifat dari kumpulan individu tersebut.
Dikatakan demikian karena didalam kelompok memiliki tugas, wewenang, budaya, norma, etika, sikap, dan keyakinan masing – masing yang kemudian membentuk pola perilaku kelompok. Dengan terbentuknya pola perilaku kelompok, besar kemungkinan akan terjadi gesekan antara kelompok yang satu dengan yang lainnya. Lagi – lagi dalam hal ini, sosok seorang pemimpin yang cerdas serta tegas sangat dibutuhkan untuk dapat menyelaraskan keadaan, sehingga antara kelompok yang satu dengan yang lain saling berkesinambungan alias gotong royong, bersatu dalam mencapai dan mewujudkan tujuan dari organisasi.

3.      Menganalisis perilaku organisasional dari tingkatan organisasi
Tingkatan ketiga dalam menganalisis perilaku organisasi adalah tingkatan organisasi. Seperti pernyataan pada awal, bahwa perilaku organisasi bukanlah kumpulan dari perilaku individu maupun perilaku kelompok. Setiap organisasi memiliki, visi, misi, struktur, anggaran dasar, anggaran rumah tangga, kebijakan, program kerja, tujuan, norma, strategi, serta adat atau budaya masing – masing.
Dalam organisasi ada yang menganut asas desentralisasi ada juga yang menganut asas sentralisasi. Organisasi yang menganut asas desentralisasi, bawahan mempunyai hak atau kesempatan untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin. Sebaliknya, asas sentralisasi dalam mengambil keputusannya berpusat pada pemimpin, sedangkan bawahan tidak memiliki kesempatan untuk berpartisipasi didalamnya.

4.      Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan mempengaruhi jalannya organisasi. maju atau tidaknya suatu organisasi memiliki keterkaitannya dengan kondisi lingkungan yang ada. Factor ekonomi, politik, budaya, hokum, teknologi, alam, dan lain – lain adalah contoh factor eksternal yang secara signifikan mempengaruhi jalannya organisasi. selain faktor eksternal tersebut, faktor yang muncul dari dalam atau internal juga mempengaruhi jalannya organisasi. salah satu contohnya adalah rendahnya semangat individu dalam menjalankan tugasnya. Ketika kualitas kinerja rendah tentu produksi yang dikeluarkan dalam sebuah perusahaan akan mengalami penurunan. Begitu pula dalam dunia pendidikan, ketika semangat mengajar dari guru menurun maka kualitas pendidikan yang ada akan rendah. Untuk mengatasi hal ini,harus segera diadakan analisis serta membicarakan bagaimana solusi untuk mengatasi masalah – masalah yang ada ini.

C.    Pendekatan dalam perilaku organisasi.
Perlu adanya pendekatan didalam perilaku organisasi. pendekatan dalam perilaku organisasi tersebut adalah sebagai berikut:

1.                  Pendekatan Sistem
Pendekatan Sistem adalah pendekatan yang lebih menekankan pada sistem yang ada dalam suatu organisasi. Pendekatan ini mengkritisi kinerja yang ada dalam organisasi, apakah baik atau tidak, perlu adanya perubahan atau tidak.
Perubahan perilaku organisasi yang disempurnakan dengan sistem secara menyeluruh perlu dilakukan jika sistem kurang berjalan dengan baik. perubahan yang baik dan efektif merupakan suatu yang sulit dan memerlukan waktu yang lama. Yang diperlukan dalam perilaku organisasi adalah memperkaya sistem sosioteknis secara berangsur – angsur untuk membuatnya lebih sesuai dengan orang – orang. Ini merupakan tugas yang sangat menantang.

2.                  Pendekatan Kontingensi
Dalam pendekatan ini, perilaku organisasi di terapkan dalam hubungan kontingensi. Supaya menjadi efektif dalam kinerjanya, tidak semua organisasi membutuhkan kadar partisipasi, karena suatu saat ada beberapa situasi  memungkinkan adanya partisipasi yang lebih besar dibandingkan dengan situasi saat itu dan sebagian orang lebih memilih partisipasi ketimbang orang – orang lainnya.

3.                  Pendekatan Sosial.
Pendekatan sosial menyadari bahwa apa yang terjadi diluar memberikan pengaruh terhadap praktik perilaku organisasi. Begitu pula sebaliknya, apa yang terjadi di dalam organisasi mempengaruhi jalannya praktik kinerja organisasi terhadap lingkungan luar. Seorang pemimpin harus tanggap serta sigap dalam mengatasi kondii semacam ini, karena hal ini merupakan pengaruh atas operasi di dalam.

Komentar

Postingan Populer